rameinaja.id – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan insiden kebakaran sumur minyak di Dusun Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang merenggut nyawa tiga orang dan memaksa 55 kepala keluarga untuk mengungsi.
Dwi Anggia, Juru Bicara Kementerian ESDM, menyatakan duka cita mendalam dan menekankan pentingnya keselamatan kerja dalam pengelolaan sumur minyak masyarakat.
Duka dan Koordinasi Pemadaman
Kementerian ESDM melalui Dwi Anggia menyampaikan duka mendalam terhadap peristiwa tragis ini dan menekankan keselamatan masyarakat sebagai prioritas utama.
Dalam usaha memadamkan kebakaran yang terjadi sejak Minggu, 17 Agustus 2025, kementerian berkolaborasi dengan Pertamina Hulu Energi (PHE) Randugunting dan BPBD setempat.
Insiden kebakaran ini dipicu oleh ledakan yang merusak struktur sumur, mencatatkan Tanek (60), Sureni (52), dan Wasini (50) sebagai korban yang kehilangan nyawa.
Selama kejadian, 55 kepala keluarga terpaksa mengungsi dan mencari tempat perlindungan di rumah kerabat terdekat, sementara dua korban selamat, termasuk seorang balita, sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Langkah Hukum dan Rencana Pengelolaan Sumur
Dwi Anggia menjelaskan bahwa Kementerian ESDM tengah menelaah regulasi terkait dengan kebakaran ini, termasuk Peraturan Menteri ESDM no 14 tahun 2025 yang mengatur tata kelola sumur minyak masyarakat.
Regulasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan keselamatan kerja dengan fokus pada sumur-sumur yang sudah ada dan mengelola pengelolaan yang berlangsung selama empat tahun ke depan.
‘Ini akan diatur tata kelola selama berproduksi dengan perbaikan bertahap sesuai Good Engineering Practices,’ ujar Dwi Anggia.
Sebagai bagian dari upaya perbaikan, kementerian berencana menempatkan pengelolaan sumur di bawah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), koperasi, atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Dampak dan Harapan Ke Depan
Anggota Tim Reaksi Cepat BPBD Blora, Agung Triyono, melaporkan bahwa kebakaran ini menyebabkan meningkatnya jumlah korban jiwa menjadi tiga orang dan dua lainnya terluka.
Pengungsian yang terjadi mencerminkan dampak besar dari kebakaran yang merugikan masyarakat setempat dan menyoroti perlunya tindakan pemadaman yang lebih cepat dan efektif.
‘Kebakaran ini merupakan pengingat akan pentingnya keselamatan dan pengelolaan yang baik dalam produksi minyak,’ tutup Dwi Anggia.
Harapannya, langkah-langkah perbaikan yang sedang dipertimbangkan dapat meminimalisir insiden serupa di masa depan, dan Anggia menekankan pentingnya inventarisir sumur masyarakat oleh pemerintah provinsi.