rameinaja.id – Tinju dan Mixed Martial Arts (MMA) merupakan dua jenis olahraga pertarungan yang sangat diminati di berbagai belahan dunia. Masing-masing memiliki karakteristik teknis dan aturan yang membedakannya, yang tentu menarik perhatian para penggemar.
Dalam artikel ini, kita akan mengungkap perbedaan mendasar antara kedua olahraga ini dari segi teknik, aturan, dan aspek keselamatan, serta mengapa keduanya memiliki basis penggemar yang luas.
Teknik Dasar
Pada tinju, petinju fokus pada pukulan, dengan teknik utama seperti jab, cross, hook, dan uppercut. Mereka hanya diperbolehkan menggunakan tangan untuk menyerang, membuat teknik ini menjadi sangat spesifik.
Di sisi lain, Mixed Martial Arts (MMA) menggabungkan berbagai disiplin ilmu bela diri, seperti tinju, gulat, jiu-jitsu Brasil, dan muay thai. Dalam MMA, petarung diperbolehkan menggunakan tangan, kaki, lutut, dan siku, serta menerapkan teknik grappling untuk mengambil alih lawan.
Aturan Pertarungan
Aturan tinju relatif sederhana, di mana petinju hanya dapat menyerang bagian atas tubuh lawan. Pertarungan biasanya berlangsung dalam beberapa ronde, masing-masing berdurasi tiga menit, dengan penilaian berdasarkan poin oleh juri.
Sebaliknya, MMA memiliki aturan yang lebih rumit, di mana petarung dapat menggunakan berbagai teknik serangan dan pertahanan. Pertandingan reguler berlangsung dalam tiga ronde, sedangkan kejuaraan dapat mencapai lima ronde, dengan penilaian yang juga mempertimbangkan takedown dan kontrol posisi.
Keamanan dan Risiko
Keamanan menjadi prioritas dalam kedua olahraga ini, meskipun cara pendekatannya berbeda. Dalam tinju, cedera kepala akibat pukulan yang terus-menerus menjadi risiko utama, dengan potensi kerusakan otak jangka panjang.
Sementara itu, MMA memiliki risiko lebih variatif karena berbagai teknik grappling dan serangan. Meskipun demikian, pertandingan diatur secara ketat untuk menjaga keselamatan petarung dan meminimalisir cedera.